Materazzi Akui Menghina Zidane

“Tentu saja saya tidak menyebut ibu Zidane.”

ROMA – Teka-teki apa yang membuat Zinedine Zidane murka lalu menyeruduk dada stopper Italia, Marco Materazzi, mulai terungkap. Jawaban teka-teki itu datang dari Materazzi sendiri kemarin. Dia mengaku memang mengeluarkan kata-kata menghina tentang ibu dan saudara perempuan Zidane, tapi tak mau menyebut apa kalimat persis yang dia ucapkan. Pemain asal Inter Milan ini hanya mengaku dia terpancing kesombongan Zidane.


“Saya memegang kausnya… untuk beberapa saat, dia memandang dan mengejek saya, menatap saya ke atas-ke bawah dengan superarogan. Dia bilang, ‘Jika kamu menginginkan kausku, kamu bisa mendapatkannya nanti (setelah pertandingan).’ Itu benar, saya langsung balas menghinanya,” kata Materazzi.

Insiden ini terjadi pada babak kedua perpanjangan waktu final Piala Dunia 2006 antara Prancis dan Italia, Senin subuh lalu. Gara-gara serudukan itu, Zidane mendapat kartu merah. Prancis akhirnya kalah melalui adu penalti dengan skor 3-5.

Saat ditanyakan apakah penghinaan itu memang mengenai ibu dan adik perempuan Zidane, Materazzi mengatakan, “Kata-kata semacam itu pastilah pernah Anda dengar puluhan kali, tiba-tiba keluar begitu saja. Tentu saja saya tak menyebut (nama) ibu Zidane. Bagi saya, seorang ibu itu sakral.”

Materazzi menolak keras tuduhan bahwa dia menyebut Zidane yang keturunan Aljazair dan muslim sebagai teroris. “Saya bahkan tak tahu apa yang disebut dengan teroris Islam,” kata pemain bernomor punggung 23 itu.

Perdebatan soal penyebab kemarahan Zidane memang sempat merebak dua hari terakhir. Karena insiden terjadi di tengah lapangan, kamera televisi tak mampu menangkap apa yang diucapkan kedua pemain saat bersitegang. Beberapa media kemudian mencoba menyewa ahli gerak bibir yang mengamati rekaman keduanya untuk mendapatkan tafsiran apa kira-kira kata-kata yang mereka ucapkan.

Menurut The Times, harian terbitan London yang menyewa pembaca gerak bibir, Jessica Rees, dan penerjemah bahasa Italia, tampaknya kata-kata “teroris” memang keluar dari Materazzi. “Rees menafsirkan Materazzi menyebut Zidane ‘anak seorang pelacur teroris’,” tulis The Times.

Hal yang sama dilakukan stasiun televisi Brasil, Globo. Ahli gerak bibir mereka menyimpulkan, Materazzi menyebut adik perempuan Zidane sebagai pelacur.

Sebuah organisasi antirasisme yang bermarkas di Paris, Prancis, SOS Racism, meminta agar FIFA menghukum Materazzi. “Menurut sejumlah sumber dari dunia sepak bola, Materazzi telah menyebut Zidane sebagai ‘teroris kotor’,” tulis mereka dalam pernyataannya kemarin. AFP | ANDY M

Koran Tempo, Rabu, 12 Juli 2006

Tinggalkan komentar